Artikel Bapak
Agum Gumelar
Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar lahir di Tasikmalaya pada tahun
1945. Masa kecilnya sebagian besar dihabiskan di Bandung sampai ia selesai
pendidikan SMA. semasa sma agum gumelar sangat gila dengan olahraga. Saking
“gila”nya pada sepakbola dan beberapa cabang olahraga lainnya, sampai-sampai
rapornya sering “kebakaran”. “semuanya merah, kecuali pelajaran olahraga yang
mendapat nilai delapan,” tutur agum. Yang mengelikan , tutur Tien Rukayah,
ibunda agum,”Dia nekat menceburkan rapornya ke kolam dekat sekolahan. Mungkin
biar tinta merahnya luntur, piker dia waktu itu, ha.. ha.. ha..” toh tindaknya
itu sampai juga ke telinga sang ayah sehingga mendapat marah besar. Setelah di
marahi sang ayah, agum di hari kemudian malah menemui gurunya. “Saya bilang,
Pak, kalau nanti rapor saya bagus, itu juga bukan karena bapak, lo!” Pak guru
itu sempat marah. Namun agum kemudian membutikkan tekadnya tersebut. Sekitar
tiga bulan berselang, ia menghadapi ujian akhir. Nilai rata-rata yang di
dapatkannya adalah delapan. “bahkan nilai stereo saya sembilan,”kata Agum. Dari
situ Agum mendapat pelajaran baru: kalau punya kemauan kuat apa pun bias
terwujud (halaman 110). Setalah lulus sma Agum Gumelar sempat berkuliah di
fakultas kedokteran universitas padjajaran. Hanya setahun kuliah agum merasa
tidak bias untuk menahan diri untuk menjadi tentara.
Kemudian Agum melanjutkan pendidikannya ke Akademi Militer
Nasional (AMN) Magelang pada tahun 1965. Ketika baru masuk Pendidikan akademi
militer sempat merasa terkejut . “ maklum dari yang biasanya bebas mau ngapain
lalu beralih ke lingkungan yang di siplin ketat. Ada switch mental. Buat saya
masa itu jauh lebih berat dari masa latihan komando (latihan di Kopassus-pen).
Kalau latihan komando kan kita sudah siap mental dan ada keinginan lulus dari
situ”, kata Agum. Karena ingat akan mamahnya (Ibu tien) Agum tidak menyerah dan
tetap bertahan. Tiga tahun yang penuh suka-duka di AMN akhirnya berakhir. Agum
dinyatakan lulus dan di wisuda pada tahun 1968. Setelah lulus AMN, Agum langsung
terpilih untuk bergabung dengan Pasukan Khusus Angkatan Darat (Puspasus AD),
yang kina di kenal dengan nama ‘kopasus’. Berawal ketika dalam sebuah latihan,
bengkak di kaki agum akibat bermain sepakbola beberapa waktu sebelumnya,
kambuh. Maka dalam segala kegiatan Agum selalu di urutan paling akhir. Melihat
Kondisi semacam itu banyak yang menyarankan Agum untuk mengundurkan diri dan
mengikuti latihan lain kali saja. Tetapi Agum menolak dan terus bertahan sampai
akhirnya bengkak itu hilang dengan sendirinya. Begitu sembuh, Agum melaju
kencang bak mobil balap. Atas ketabahan dan ketangguhannya itulah Agum diganjar
“sangkur perak”.
Karir militer Agum Gumelar bermula pada tahun 1973 ketika ia
menjabat sebagai staf Kopkamtib. Pada tahun 1975, dalam pangkat kapten, Agum mendapat penugasan ke
Taiwan sebagai wakil kepala perwakilan kamar dagang Indonesia(Kadin) khusus.
Pada tahun 1987 ia menjadi Wakil Asintel Kopassus, lalu menjadi Asisten
Intelijen Kopassus setahun berikutnya. Di tahun 1992, Agum Gumelar menjadi Danrem
Garuda Hitam di Lampung. Pada tahun 1993 Agum Gumelar di angkat menjadi
Direktur A badan Intelenjen strategis atau Bais (kini Badan Intelejen Negara/
BIN—pen). Kemudian Pada tahun 1993 di angkat menjadi komandan Kopasus ke -13 dan
kemudian Pada tahun 1994 Dia di angkatmenjadi Kasdam I Bukit Barisan sampai
tahun 1996.Setelah itu Agum menjadi staf ahli Pangab bidang PolKam dan Pangdam
VII WiraBuana di tahun 1996 sampai 1998. Pada tahun 1998 ia menjadi Gubernur
Lemhanas. Pada tahun 1998, Agum Gumelar pernah mendapatkan gelar Master dari
American World University. Tetapi lembaga itu dilarang beroperasi oleh Dikti
Depdiknas pada tahun 2005 karena melakukan tindakan jual gelar. Agum Gumelar
Terjun ke bidang politik ketika pada tahun 1999 ia menjabat sebagai Menteri
Perhubungan. Saat itu ia juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode
1999-2003. Lalu ia menjadi Menko Polkam dalam Kabinet Persatuan Nasional pada
tahun 2001 di bawah kepemimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Di tahun yang
sama, Agum kembali menjabat sebagai Menteri Perhubungan, kali ini di dalam
Kabinet Gotong Royong. Pada tahun 2004, Agum Gumelar menjadi calon wakil
presiden dalam pemilihan presiden dari fraksi PPP bersama Hamzah Haz sebagai
calon presiden.
Kesimpulan dan Hikmah terkait membangun ketrampilan interpersonal:
-
Menjadi orang bertanggung
jawab
-
Jika memiliki kemaum kuat
pastikan akan berhasil
-
Selalu taat pada pada semua
prosedur
-
Selalu berintegritas
-
Jangan pernah menyerah dan
selalu bekerja keras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar